PEMIMPIN
Nazi Adolf Hitler meninggal setelah Jerman kalah dalam Perang Dunia
(PD) II. Pemimpin yang dikenal diktator itu meninggal pada tahun 1945 di
Berlin, Jerman dengan cara menembak dirinya sendiri.
Namun, meninggalnya Hitler menyisakan keganjilan. Jasadnya tidak ditemukan. Hal ini sesuai dengan surat wasiat Hitler yang menyatakan tidak ingin jenazahnya jatuh ke tangan musuh dan dipermalukan.
Permintaan ini didasari kematian kawan karib dan sekutunya asal Italia bernama Benito Mussolini beberapa hari sebelum Hitler meninggal. Jenazah Mussolini dipermalukan di depan umum setelah ditembak mati.
Atas dasar itu pemimpin Nazi yang dijuluki Fuhrer itu memerintahkan pendukung setianya untuk membakar jenazahnya setelah melakukan bunuh diri bersama seorang perempuan asal Jerman yang baru dinikahi bernama Eva Brau.
Hingga kini Jenazah Hitler tidak pernah ditemukan dan tidak pernah diumumkan kepada publik. Namun beberapa tahun belakangan ini beredar kabar, Hitler tidak bunuh diri.
Pemimpin Nazi ini berhasil meloloskan diri dari bunkernya di Berlin yang terkepung tentara Merah. Hitler dikabarkan menghabiskan sisa waktunya di beberapa tempat yang masih belum diketahui kebenarannya.
Bahkan, Hitler dikabarkan menghabiskan sisa hidupnya di Indonesia. Beberapa indikasinya melalui kisah yang diceritakan seorang dokter asal Bandung, Sosrohusodo mengenai seorang ketua rumah sakit di daerah Pulau Sumbawa Besar pada tahun 1960 bernama dr Poch asal Jerman.
Berdasarkan hasil pertemuan dan perbincangannya langsung dengan Poch, Sosrohusodo yakin dr Poch adalah pemimpin Nazi, Adolf Hitler. Keyakinannya ini didasari ciri-ciri fisik dr Poch yang misterius. Selain itu, Poch juga tidak memiliki ijazah atau lisensi seorang dokter.
Berdasarkan ciri fisik, dr Poch memiliki kecacatan. Kaki kirinya jika berjalan harus diseret dan tangan kanannya selalu bergetar. Ciri-ciri ini sesuai dengan kondisi fisik Hitler sebelum meninggal.
Ciri-ciri fisik ini dituturkan mantan pembantu Hitler, Heinz Linge, dalam artikel berjudul Cerita Nyata Hari Terakhir Seorang Diktator yang diterbitkan di sebuah majalah Zaman tahun 1980.
Keyakinan Sosrohusodo ini juga didasari atas biografi Hitler yang pernah dibacanya. Sosrohusodo semakin yakin ketika berbincang soal Pemerintahan Hitler dengan dr Poch.
Pada kesempatan itu, Poch dengan tegas memuji Pemerintahan Hitler. Bahkan Poch membantah adanya pembantaian terhadap orang Yahudi dan Kamp Auschwitz oleh tentara Nazi. Menurut Poch, itu sekadar cerita yang dibesar-besarkan untuk merusak reputasi Jerman.
Masih dalam perbincangan itu, Sosrohusodo menuturkan Poch selalu menghindar ketika disinggung mengenai sosok dan kematian Hitler. Poch hanya menceritakan kondisi saat itu sangat kompleks, setiap orang berupaya menyelamatkan diri masing-masing.
Namun, meninggalnya Hitler menyisakan keganjilan. Jasadnya tidak ditemukan. Hal ini sesuai dengan surat wasiat Hitler yang menyatakan tidak ingin jenazahnya jatuh ke tangan musuh dan dipermalukan.
Permintaan ini didasari kematian kawan karib dan sekutunya asal Italia bernama Benito Mussolini beberapa hari sebelum Hitler meninggal. Jenazah Mussolini dipermalukan di depan umum setelah ditembak mati.
Atas dasar itu pemimpin Nazi yang dijuluki Fuhrer itu memerintahkan pendukung setianya untuk membakar jenazahnya setelah melakukan bunuh diri bersama seorang perempuan asal Jerman yang baru dinikahi bernama Eva Brau.
Hingga kini Jenazah Hitler tidak pernah ditemukan dan tidak pernah diumumkan kepada publik. Namun beberapa tahun belakangan ini beredar kabar, Hitler tidak bunuh diri.
Pemimpin Nazi ini berhasil meloloskan diri dari bunkernya di Berlin yang terkepung tentara Merah. Hitler dikabarkan menghabiskan sisa waktunya di beberapa tempat yang masih belum diketahui kebenarannya.
Bahkan, Hitler dikabarkan menghabiskan sisa hidupnya di Indonesia. Beberapa indikasinya melalui kisah yang diceritakan seorang dokter asal Bandung, Sosrohusodo mengenai seorang ketua rumah sakit di daerah Pulau Sumbawa Besar pada tahun 1960 bernama dr Poch asal Jerman.
Berdasarkan hasil pertemuan dan perbincangannya langsung dengan Poch, Sosrohusodo yakin dr Poch adalah pemimpin Nazi, Adolf Hitler. Keyakinannya ini didasari ciri-ciri fisik dr Poch yang misterius. Selain itu, Poch juga tidak memiliki ijazah atau lisensi seorang dokter.
Berdasarkan ciri fisik, dr Poch memiliki kecacatan. Kaki kirinya jika berjalan harus diseret dan tangan kanannya selalu bergetar. Ciri-ciri ini sesuai dengan kondisi fisik Hitler sebelum meninggal.
Ciri-ciri fisik ini dituturkan mantan pembantu Hitler, Heinz Linge, dalam artikel berjudul Cerita Nyata Hari Terakhir Seorang Diktator yang diterbitkan di sebuah majalah Zaman tahun 1980.
Keyakinan Sosrohusodo ini juga didasari atas biografi Hitler yang pernah dibacanya. Sosrohusodo semakin yakin ketika berbincang soal Pemerintahan Hitler dengan dr Poch.
Pada kesempatan itu, Poch dengan tegas memuji Pemerintahan Hitler. Bahkan Poch membantah adanya pembantaian terhadap orang Yahudi dan Kamp Auschwitz oleh tentara Nazi. Menurut Poch, itu sekadar cerita yang dibesar-besarkan untuk merusak reputasi Jerman.
Masih dalam perbincangan itu, Sosrohusodo menuturkan Poch selalu menghindar ketika disinggung mengenai sosok dan kematian Hitler. Poch hanya menceritakan kondisi saat itu sangat kompleks, setiap orang berupaya menyelamatkan diri masing-masing.