"Hakikat dari Isi Tapi Kosong. Tak lagi ada 'aku' di dalam diri. Yg ada hanyalah penghambaan diri seepenuhnya kepada Sang Pencipta..."
"Sedangkan Isi Tapi Kosong adlh kesadaran sepenuhnya bhw kita bukanlah apa². Tak lebih besar dari sebuah titik yg dibuat oleh ballpoint."
"Kosong adalah isi", ia kosong namun sebenarnya sedang dalam proses pengisian. Maknanya adalah untuk bisa menguasai sebuah ilmu dan hikmah maka sebelumnya kita wajib mengosongkan gelas ilmu kita. Tanpa itu ilmu akan sulit masuk karena gelas pengetahuan kita sudah penuh.
"Semakin berisi, akan semakin kosong dan akan semakin tidak tau apa². Menyadari dgn sungguh² bhw semua adalah Dia dan hanya Dia Sang Pencipta"
Katakanlah anda ingin memahami makna dibalik amalan rezeki, maka mengosongkan diri adalah sebuah syarat agar makna amalan rezeki bisa anda serap seutuhnya. Hilangkan perasaan sudah pintar, pandai, hebat dsb. Hilangkan prasangka negatif, kemudian niatkan untuk menambah pengetahuan tentang hal tersebut. Jika hati sudah kosong maka gelas pengetahuan akan mudah sekali untuk masuk dan mengisi penuh dengan sebuah hikmah.
"Dalam perjalanan menuju Kosong Tapi Isi, pondasi yg akan menentukan. Di saat pondasi kokoh, akan naik menuju. Isi Tapi Kosong. Semua meniada"
Saya pernah kedatangan tamu seseorang yang secara finansial kurang, non islam, dan secara kepribadian kurang menyenangkan. Dia datang ke rumah saya dengan sahabatnya dikarenakan ada perlu. Namanya manusia kalau ada perlunya baru datang. Tetapi saya terima dengan kedua tangan terbuka walaupun istri saya antipati dan menyarankan tidak usah digubris. Barangkali ada manfaat yang bisa saya ambil darinya. Benar saja, dengan kedatanganya saya mendapatkan sebuah hikmah besar. Ia adalah sebuah peluang usaha diaman hal ini menjadi calon keran baru penghasilan kami.
Begitulah, kalau sobat menginginkan untuk memahami sebuah hikmah maka kosongkanlah dirimu dari sifat merasa sudah pintar, niscaya pemahaman itu akan gampang masuk. Dan ingatlah, sekali saja ilmu hikmah itu masuk kedalam hati anda maka selamanya tidak akan pernah hilang.
Sebaliknya, "isi adalah kosong". Siapapun yang merasa hebat, merasa pintar, merasa tinggi dsb sejatinya ia kosong. Setiap yang merasa bisa sebenarnya ia tidak memahami hikmah. Dan setiap ada ilmu dan kebijaksanaan yang baru tidak akan bisa masuk meresap dalam hatinya. Tidak peduli ia adalah ustadz, ulama, ketua atau bahkan presiden sekalipun. Yang namanya kesombongan adalah saudara setan, dan tipu daya setan itu sangatlah lemah.
Jangan sampai kesombongan membuatmu binasa. Anda bisa lihat bagaimana ada seorang ustadz yang ngamuk hanya karena ada kesalahan soundsistem. Sehingga yang menangani sound sistem ketika ia ceramah mendapatkan getahnya, yakni dimarahi dan diperlakukan secara tidak bijaksana. Akibatnya dia di "bully" orang lain di internet. Walaupun ia mencoba membersihkan namanya tetap saja reputasinya sebagai seorang penceramah hancur.
"Hanya orang² yg dipilih dan terpilih lah yg biasanya akan bisa mencapai tataran Kosong Tapi Isi, Isi Tapi Kosong yg sempurna."
Sobat, itulah makna falsafah kosong adalah isi, isi adalah kosong. Jangan hanya dijadikan bacaan namun cobalah dipraktekkan.